Beranda | Artikel
Hukum Membaca Alquran dengan Irama (Maqamat) - Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid #NasehatUlama
Rabu, 15 September 2021

Hukum Membaca Alquran dengan Irama (Maqamat) – Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid #NasehatUlama

Membaca al-Qur’an dengan irama, tentu ini bukan pembahasan musik. Musik adalah pembahasan lain lagi, kita sekarang tidak sedang membahas musik. Kita membahas tentang suara manusia, suara asli manusia. Seseorang yang membaca al-Qur’an dengan suaranya, tidak lepas dari dua kondisi:

KONDISI PERTAMA:
Lahn (irama). Tentu irama yang dimaksud sekarang adalah cara mengeluarkan suara ini dengan merdu. Cara melantunkan suara semacam ini apabila muncul secara spontan dan apa adanya, tanpa dipaksakan dan tidak dibuat-buat maka tidak mengapa walaupun iramanya mencocoki salah satu irama dari maqamat yang ada. Yakni misalnya, saya misalnya, saya tidak pernah belajar irama maqamat dan tidak mengerti sama sekali maqamat. Saya bertakbir kemudian saya membaca, yakni saya berusaha untuk memperbagus suara saya, dan memperindah suara saya dalam membaca al-Qur’an karena demikian sunahnya.

Lantunannya alami, namun mencocoki salah satu irama maqamat, yakni ada seseorang yang paham tentang irama-irama maqamat ini. Setelah shalat, ia berkata, “Wahai Syaikh, demi Allah, hari ini Anda bagus sekali melantunkan maqam Hijaz.” Atau entah apa nama maqam-nya, Saka? Sika? Saki? Sika? Sika sepertinya, wallahu a’lam. Yakni Anda menguasai maqam ini, Anda bagus sekali melantunkan irama ini, merdu sekali, pas sekali iramanya. Anda… … baiklah, saya jawab, “Saya tidak berniat demikian, seperti itu irama saya keluar.” Ini tidak masalah sama sekali! Dan ini termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Bukhari) Apa maksud melagukan bacaan al-Qur’an? Maksudnya memperbagus suaranya ketika membaca al-Qur’an dan memperindah lantunan bacaannya. Ini sunah.

“Allah tidak mendengar sesuatu sebagaimana Ia mendengar seorang nabi yang bagus suaranya dalam melantunkan Al-Qur’an.” (HR. Abu Daud) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berbicara dengan Abu Musa, dan apa yang Abu Musa katakan? “Aku sungguh akan memperbagus untuk Anda.” (Muttafaqun ‘Alaihi) Maksudnya aku akan memperindah dan memerdukan suaraku. Baiklah…

KONDISI KEDUA:
Irama yang dibuat-buat dan intonasi suara yang tidak mungkin didapat kecuali dengan belajar dan berlatih. Yang menggunakan nada-nada, notasi-notasi suara, irama maqamat yang telah dikenal di kalangan mereka. Mereka menyebutnya maqam Hijaz, Nawahand, dan entah apa namanya, itulah maqam irama di kalangan mereka. Semacam ini pasti dan harus ada seseorang yang mengajari Anda atau Anda mengunduh video-video kemudian Anda pelajari, dari YouTube atau dari jejaring sosial lainnya. Ini bentuk membebani diri, tercela lagi buruk, kenapa? Karena ini sama sekali bukan pembawaan para ahli al-Qur’an, ini adalah pembawaan para penyanyi.

Ada orang yang datang kemudian memasukkannya ke dalam bacaan al-Qur’an. Dia berkata agar suaranya tidak sumbang, agar begini dan agar begitu, sehingga mereka menyerupai para penyanyi. Dan mereka belajar dari para penyanyi dan menerapkan kaidah-kaidah dalam nyanyian, menerapkannya dalam bacaan al-Qur’an. Apa kata Ibnul Qayyim -Semoga Allah merahmati beliau- dalam kitab Zadul Ma’ad? Beliau berkata, “Semua orang yang paham keadaan orang-orang shaleh terdahulu akan sangat mengerti bahwa mereka berlepas diri dari cara membaca al-Qur’an dengan irama-irama musik yang dipaksa-paksakan, yang merupakan ritme dan intonasi yang terukur, terbatas, dan tertata. Dan sungguh mereka paling takut pada Allah sehingga tidak membaca dengan irama-irama ini dan tidak pula memperkenankannya. Dan akan paham betul bahwa mereka, -yakni para ulama salaf- membaca dengan penuh penghayatan … dan memperbagus suara mereka ketika membaca al-Qur’an, terkadang membacanya dengan irama yang merdu dan terkadang dengan penuh kerinduan.

Dan ini adalah hal yang sudah tertanam dalam tabiat manusia, syariat tidak melarang hal ini bahkan memerintahkannya dan menganjurkannya, Jadi apabila muncul secara spontan dan natural maka tidak terlarang. Adapun dengan mempelajari irama-irama dari para pemusik dan penyanyi kemudian mempraktikkannya. Tidak! Tidak! Naik! Turun! Perlembut! Pendekkan!” Yakni dia melatih mereka seperti itu, -Subhanallah!-Sebagian orang, sebagian mereka adalah orang yang gemar bermaksiat kepada Allah, menyertai para qari al-Qur’an dan melatih mereka dengan suara-suara dengan intonasi modern yang terdiri dari notasi, intonasi dan aturan-aturan bernyanyi. Kita memohon kepada Allah keselamatan dan kebaikan.

======================

الْقِرَاءةُ بِالْأَلْحَانِ طَبْعًا غَيْرُ مَوْضُوعِ الْمُوسِيقَى

الْمُوسِيقَى هَذِهِ عَالَمٌ آخَرُ فَمَا نَتَكَلَّمُ الْآنَ عَنِ الْمُوسِيقَى

نَتَكَلَّمُ عَنِ الصَّوْتِ الْبَشَرِيِّ الصَّوْتِ الْبَشَرِيِّ

قِرَاءةُ الْإِنْسَانِ بِالصَّوْتِ الْبَشَرِيِّ لِلْقُرْآنِ لَا تَخْرُجُ عَنْ حَالَتَيْنِ

لَحْنٌ يَعْنِي الْمَقْصُودُ بِاللَّحْنِ طَبْعًا الْآنَ الْأَدَاءُ هَذَا الصَّوْتِ الشَّجِيِّ

هَذَا طَرِيقَةُ الْأَدَاءِ الصَّوْتِيَّةِ إِذَا كَانَتْ تِلْقَائِيًّا عَفَوِيًّا

مِنْ غَيْرِ تَكَلُّفٍ وَلَا تَصَنُّعٍ لَا بَأْسَ وَلَوْ وَافَقَتْ مَقَامًا مِنَ الْمَقَامَاتِ

يَعْنِي مَثَلًا أَنَا مَثَلًا مَا دَرَسْتُ الْمَقَامَاتِ وَلَا أَعْرِفُ مَا هِيَ الْمَقَامَاتُ

كَبَّرْتُ قَرَأْتُ يَعْنِي اجْتَهَدْتُ يَعْنِي أُحَسِّنُ صَوْتِيْ

وَأُجَمِّلُ صَوْتِي بِالْقُرْآنِ كَمَا هِيَ السُّنَّةُ

الْأَدَاءُ الطَّبِيعِيُّ وَافَقَ مَقَامًا مِنَ الْمَقَامَاتِ يَعْنِي جَاءَ وَاحِدٌ يَعْرِفُ الْمَقَامَاتِ

بَعْدَ الصَّلَاةِ قَالَ وَاللهِ يَا شَيْخُ أَنْتَ الْيَوْمَ ضَبَطْتَ مَقَامَ الْحِجَازِ

وَلَا مَقَامَ مَا أَدْرِي أَيْش ؟ سَكَّ؟ سِيْكَ ؟ السَّاكِ ؟ سِيكَا ؟ السِّيكَا يُمْكِنُ وَاللهُ أَعْلَمُ

يَعْنِي ضَبَطْتَ أَنْتَ جَيِّدٌ مَقَامًا يَعْنِي مَقَامًا جَيِّدٌ مَقَامًا الْيَوْمَ يَعْنِي إِبْدَاعُ مَقَامٍ ضَبَطْتَ الْمَقَامَ

أَنْتَ طَيِّبٌ أَنَا مَا قَصَدْتُ هُوَ طَلَعَ كَذَا

لَا حَرَجَ أَبَدًا وَيُعْتَبَرُ هَذَا مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ – رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

أَيْش يَعْنِي يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ ؟ يَعْنِي يُجَمِّلُ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ يُحَسِّنُ أَدَاءَهُ بِالْقُرْآنِ

هَذَا مُسْتَحَبٌّ

مَا أَذِنَ اللهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لِأَبِي مُوسَى يَعْنِي أَيْش قَالَ أَبُو مُوسَى؟

لَحَبَّرْتُ لَكَ تَحْبِيرًا – مُتَّفَقٌ عَلَيهِ جَوَّدْتُهُ وَحَسَّنْتُهُ طَيِّبٌ

الْحَالَةُ الثَّانِيَةُ الْأَلْحَانُ الْمَصْنُوعَةُ وَالْإِيقَاعَاتُ الصَّوْتِيَّةُ الَّتِي لَا تَحْصُلُ إِلَّا بِالتَّعَلُّمِ وَالتَّمْرِيْنِ

وَلَهَا مَقَادِيرُ وَنِسَبٌ صَوْتِيَّةٌ مَقَامَاتٌ مَعْرُوفَةٌ عِنْدَهُمْ

يَقُولُونَ الْحِجَازُ نَهَاوَنْد مَا أَدْرِي أَيْش عِنْدَهُمْ كَذَا مَقَامٌ

وَهَذِهِ لَازِمٌ تُوجِبُ الْوَاحِدَ أَنْ يُعَلِّمَكَ أَوْ أَنْتَ تَأْخُذُ مَقَاطِعًا وَتَتَعَلَّمُهَا

أَوْ مِنَ اليُوتُيوب وَلَا مِنْ…يَعْنِي إِلَى آخِرِهِ

هَذَا تَكَلُّفٌ مَذْمُومٌ قَبِيحٌ لِأَيْش؟

لِأَنَّهُ أَصْلًا مَا هُوَ تَبَعَةُ أَهْلِ الْقُرْآنِ هَذَا تَبَعَةُ أَهْلِ الْغِنَاءِ

فَجَاءَ مَنْ جَاءَ وَأَدْخَلَهُ فِي أَيْش ؟ فِي قِرَاءةِ الْقُرْآنِ

وَقَالَ عَشَانِ مَا يُصِيْرُ نَشَازًا عَلَشَان عَلَشَان وَهُمْ يُوَافِقُونَ أَصْحَابَ الْغِنَاءِ

وَيَتَعَلَّمُونَ مِنْ أَصْحَابِ الْغِنَاءِ وَيُطَبِّقُونَ قَوَاعِدَ الْغِنَاءِ يُطَبِّقُونَ فِي الْقُرْآنِ

مَاذَا قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللهُ فِي زَادِ الْمَعَادِ؟

قَالَ وَكُلُّ مَنْ لَهُ عِلْمٌ بِأَحْوَالِ السَّلَفِ يَعْلَمُ قَطْعًا

أَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنَ الْقِرَاءَةِ بِأَلْحَانِ الْمُوسِيقَى

الْمُتَكَلَّفَةِ الَّتِي هِيَ إِيقَاعَاتٌ وَحَرَكَاتٌ مَوْزُونَةٌ مَعْدُودَةٌ مَحْدُودَةٌ

وَأَنَّهُمْ أَتْقَى لِلهِ مِنْ أَنْ يَقْرَأُوا بِهَا وَيُسَوِّغُوهَا

وَيَعْلَمُ قَطْعًا أَنَّهُمْ يَعْنِي السَّلَفَ كَانُوا يَقْرَؤُونَ بِالتَّحْزِينِ

وَيُحَسِّنُونَ أَصْوَاتَهُمْ بِالْقُرْآنِ وَيَقْرَؤُونَهُ بِشَجِيٍّ تَارَةً وَبِشَوْقٍ تَارَةً

وَهَذَا أَمْرٌ مَرْكُوزٌ فِي الطِّبَاعِ

لَمْ يَنْهَ عَنْهُ الشَّرْعُ بَلْ أَرْشَدَ إِلَيْهِ وَنَدَبَ إِلَيْهِ

إِذَنْ إِذَا جَاءَ تِلْقَائِيٌّ عَفَوِيٌّ لَا مَانِعَ

بِالتَّعَلُّمِ مِنْ عِنْدَ أَهْلِ الْمُوسِيقَى أَهْلِ الأَغَانِي مَقَامَاتٍ وَطَبَّقُوا

لَا لَا اُطْلُعْ اِنْزِلْ زَوِّقْ قَصِّرْ لِأَنْ يُدَرِّبُوهُمْ عَلَيْهَا سُبْحَانَ اللهِ

بَعْضُ مَنْ لَا… بَعْضُ… بَعْضُ مَنْ يَعْنِي يَعْصِي اللهَ يُجِيبُ قُرَّاءَ الْقُرْآنِ وَيُدَرِّبُهُمْ عَلَيْهَا

الْأَصْوَاتُ بِالنَّغَمَاتِ الْمُحْدَثَةِ الْمُرَكَّبَةِ عَنْ أَوْزَانٍ وَالْأَوْضَاعِ وَالْقَوَانِينِ الْغِنَائِيَّةِ

نَسْأَلُ اللهَ السَّلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/hukum-membaca-alquran-dengan-irama-maqamat-syaikh-muhammad-shalih-al-munajjid-nasehatulama/